Internet itu hanya sebuah medium penyampaian informasi, seperti siaran TV/Radio dan jaringan telepon, namun ia lebih canggih karena bisa menghantarkan informasi dalam berbagai bentuk (multimedia) dan tentu saja dua arah.
Internet bersifat netral, tergantung bagaimana penggunaannya.
Apabila digunakan dengan baik, bisa luar biasa bermanfaat, khususnya bagi generasi muda dalam bidang pendidikan, materi pelajaran bisa disampaikan dalam berbagai bentuk, gambar, animasi, film, suara dan konten2 interaktif. Murid bs lebih mudah belajar dan berkreasi. Ilmu pengetahuan dan informasi terbaru dpt disampaikan dlm waktu yg sangat singkat dari dan ke belahan bumi manapun. Generasi muda juga dapat berkomunitas dgn siapapun tanpa menghiraukan ruang dan waktu.
Berhubung Internet sangat versatil penggunaannya, dampak negatif juga sulit dihindari,
di bawah ini adalah dampak positif dan negatif dari internet, antara lain:
Dampak positifnya:
1. Menambah wawasan baik luar maupun dalam negeri
2. Menambah pengetahuan (ilmu komputer khususnya)
3. Efisiensi waktu untuk bekerja
4. Membantu dalam banyak hal
5. Lahan info baik pendidikan, kebudayaan, dll
6. Pertukaran info maupun data
7. Membantu mencari tugas
8. Efisiensi mencari data, daripada harus observasi
Dampak negatifnya:
1. Kecanduan (bagi yang maniak game)
2. Boros (internet ga murah)
3. Merusak otak (porno site)
4. Merusak mata (kan ngeliat komputer terus)
5. Lupa waktu
6. Carding
7. Perjudian
Kalo sampe generasi muda banyak yang terjerumus ke hal2 negatif itu, bisa-bisa generasi penerusnya jadi kacau dan brutall tuh >< Ada10 program acara TV yang tidak mendidik dan dapat merusak mental anak-anak dalam keluarga Kita menilai program tayangan jenis sampah itu tidak mendidik merupakan dampak dari kebebasan media massa sejak tumbangnya rezim Soeharto 1998. Kita bersyukur saat ini sudah ada lembaga yang mengawasi media massa, seperti KPI. Tim KPI-lah yang menentukan satu tanyagan itu positif atau negatif, dan itu diperoleh dari hasil pantauan KPI selama periode 1 - 13 April. Kesimpulan KPI ke-10 acara TV tersebut paling banyak melanggar Standar Program Siaran KPI, antara lain melanggar norma kesopanan dan kesusilaan dengan banyak menampilkan kekerasan, menampilkan kata-kata kasar, merendahkan, dan melecehkan orang lain.
Pemantauan dilakukan oleh 11 orang analis dari KPI dan ditetapkan berdasarkan evaluasi tim panelis indenpenden yang diketuai oleh Prof Dr Arief Rahman, Wakil Ketua Dedy Nur Hidayat, Seto Mulyadi, Nina Armando, Bobby Guntarto dan Razaini Taher. KPI menganalisis tiga jenis program tayangan TV dengan pertimbangan pengaduan masyarakat yang paling banyak yaitu sinetron, variety show, dan acara anak. Kita cukup yakin dengan ketokohan tim panelis independen itu, namun tetap saja masih ada yang mengganjal pemirsa di rumah melihat tayangan berita liputan wartawan masing-masing televisi karena dinilai masih banyak yang tidak mengikuti kaidah reporting dan penaatan kode etik, misalnya memuat nama dan wajah tersangka meski belum tentu bersalah. Tentu saja kita dan masyarakat menyambut gembira terjadinya ’’euforia media’’ yang sebelumnya terbelenggu, tidak bebas, berubah menjadi bebas sehingga masyarakat menjadi punya banyak pilihan untuk membeli media massa cetak, menonton televisi, mengakses internet, mendengar radio dll.
Dalam perkembangannya kemudian terjadi persaingan sengit di antara media massa cetak maupun antar-stasiun televisi dan radio, Semuanya ingin berkembang, ingin meraih keuntungan besar sehingga segala macam cara dilakukan untuk bisa unggul mendapatkan pelanggan, pemirsa maupun pendengar. Hal itulah yang membuat masing-masing pemilik surat kabar, majalah, televisi, radio, web-site/internet berusaha menampilkan hal-hal yang baru agar bisa unggul dari saingannya.
Di media massa cetak, kini muncul dua kelompok besar. Kelompok pertama yang benar-benar positif, dan kelompok kedua yang benar-benar negatif. Kelompok pertama menguntungkan masyarakat (publik) karena isinya positif sesuai dengan UU Pers dan kode etik jurnalistik serta menjalankan fungsi pers sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, sosial kontrol, memajukan perekonomian dll. Bahkan, mereka bisa menjual murah produknya. Pada kelompok kedua terjadi sebaliknya, negatif karena hanya mengejar keuntungan sementara karena isinya melanggar UU Pers dan kode etik serta jauh dari ketentuan hukum dan norma-norma yang berlaku. Media yang tergabung dalam kelompok ini selalu menampilkan tulisan/berita sejenis propaganda, fitnah, kekerasan, dan pornografi. Kita mengajak masyarakat dan mengimbau semua pihak untuk peduli atas maraknya pemberitaan dan tayangan sampah di media massa saat ini. Tentu saja kita harus melawannya dengan cara: belilah media cetak positif, jauhi tontonan sampah di televisi. Soal tindak lanjutnya hukumnya diserahkan pada Organisasi Pers, KPI dll.
Negatif VS Positif
Di jaman seperti sekarang ini tentunya kita tidak bisa lepas dari peran media, mulai dari cetak, radio, tivi, dan internet semua. semua ini seakan sudah menjadi kebutuhan hidup bagi sebagian besar dari kita. karena dengan media tersebut kita bisa ngedapetin dan nyebarin berita dengan begitu cepat dan mudah. Kalo kita pikir-pikir tentunya banyak dampak positif yang luar biasa yang bisa kita dapat dari kemajuan media ini, namun ternyata enggak sedikit juga dampak negatif yang timbul karena media itu di pakai untuk keperluan yang salah.
Sebagai contoh yang simple adalah sinetron yang ditayangkan di tivi-tivi. Ketika sinetron mengangkat cerita cinta remaja, pernikahan dini, perceraian, perselingkuhan, maka dengan cepat “trend” semacam ini menjangkiti masyarakat kita. Banyak anak-anak SMU mendadak pengen segera menikah, banyak pasangan gampang banget kawin cerai, selingkuh dan lainnya. Contoh lainnya adalah internet yang sedang kita pakai ini bro dan sis. Menurut informasi yang saya dengar, ada ratusan bahkan ribuan situs porno yang online setiap harinya. Kalau tidak sangking banyaknya konsumen yang mengakses tidak mungkin sebesar itu situs-situs itu bermunculan tiap harinya. Ia enggak bro dan sis? Ini berarti makin banyak aja orang-orang yang sakit secara pikiran setiap harinya. Aduh… aduh… aduh.
Bro dan sis sudah seharusnya kita yang memiliki pikiran yang positif memerangi ini semua. seorang yang sakit harus kita sembuhkan dengan obat. Media-media negatif ini adalah penyakit yang harus kita lawan dan kita yang memiliki pikiran-pikiran positif inilah obat-obat media negatif itu. dengan menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan positif inilah cara untuk mengalahkan penyakit-penyakit media itu. bro dan sis pakailah berbagai media untuk menyebarkan kebenaran, menabur benih kebaikan, bahkan menyelamatkan orang-orang dari belenggu dosa. Pakailah berbagai media untuk menyampaikan pesan-pesan positif. Kita bisa mulai dari majalah dinding sekolah atau kampus, dari kantor, dari blog, friendster ato media apapun yang kita miliki. Hidup media positif
0 komentar:
Posting Komentar